Journey: Finding A Role Model In A Chaotic Days

Leli
5 min readMar 4, 2024

--

Surat elektronik dari hara (Rara Sekar) yang dikirim melalui subscription

Perjumpaanku pada musik-musik yang dilahirkan oleh para musisi indie berawal dari dunia perkuliahan di tahun 2017, saat itu teman-teman di perkuliahan banyak banget yang dengerin lagu-lagu dari musisi indie, mulai dari Payung Teduh, Efek Rumah Kaca, Float, Figura Renata, The Panturas, Fourtwnty, Seringai, sampai Banda Neira. Sebenarnya sebelum benar-benar tahu mereka, aku sudah beberapa kali mendengar nama dan karyanya, namun belum begitu menyelami dan tertarik. Barulah saat memasuki perkuliahan dan hectic dengan tugas-tugas kuliah, mendengar lagu-lagu dari band-band indie dengan berbagai macam aliran musik itu terasa menyenangkan. Mendengarkan musik-musik dari musisi indie di berbagai occasion ternyata dapat membantu lebih santai atau bahkan lebih bersemangat, biasanya musik-musik dengan genre folk yang iramanya lebih kalem didengerin pas waktu ngerjain tugas dengan deadline yang santai atau biasanya dipakai backsound buat nunggu peserta seminar nasional atau dialog jurusan dateng ke venue. Sedangkan musik dengan genre lebih keras seperti metal atau rock, biasanya dipakai ngerjain tugas yang deadline-nya pagi hari tapi baru ngerjain jam 12 malem keatas atau disetel keras-keras di sekre karena pusing ngerjain proker hahaha.

Dari semua musisi indie di Indonesia, aku akhirnya berlabuh pada style musik Rara Sekar. Selama tahun 2017-sekarang aku benar-benar sangat mengangguminya dan karya-karya yang dihasilkan, setelah menjadi fans Rara Sekar aku semakin sering mengikuti dan mencari tahu berbagai hal yang dilakukannya. Hal-hal yang ku kagumi darinya banyak sekali mulai dari kehebatannya dalam bermusik, semangatnya dalam berserikat/berkolektif, pendidikan, sampai cara pandangnya terhadap banyak hal. Mungkin aku tidak dekat dengannya, bahkan Rara Sekar mungkin tidak akan tahu bahwa aku sangat-sangat mengaguminya, tapi aku selalu merasa dekat dengannya semenjak Rara membuat solo project yang bertajuk hara (h-nya kecil katanya wkwk). Semenjak Rara membuat solo project ini, ia semakin menampilkan dirinya yang sebenarnya (menurutku). Sebelum adanya hara, aku bisa mengetahui pemikiran-pemikiran Rara melalui podcast yang ia bikin bersama suaminya (Ben Laksana) podcastnya adalah podcast yang diberi nama Benang Merah (bisa didengarkan di Spotify)

Begitu banyak Rara Sekar dan Ben Laksana merubah jalan pemikiranku mengenai beberapa hal melalui podcast Benang Merah tersebut, yang paling nampak adalah cara pandangku terhadap pendidikan dan ekologi. Pada podcast ini aku memiliki beberapa episode-episode favorit diantaranya:

  • Episode 02 – YPPB, Isu Sampah, Kesenjangan, dan Zero Waste
  • Episode 04 – Andika Putraditama: Soal Sawit, Perhutanan Sosial dan Krisis Lingkungan
  • Episode 05 – Sokola Institute: Pendidikan Kontekstual, Masyarakat Adat dan Volumteerism;
  • Episode 06 – Roy Murtadlo: Ngaji dan Hijrah Bareng Gus Roy
  • Episode 07 – Cholil & Irma: Wejangan Menjadi Orang Tua untuk Ben & Rara
  • Episode 08 – Ben & Rara: Pedagogi Kritis & Pendidikan Emansipatoris
  • Episode 09 – Said Abdullah: Kedaulatan Pangan
  • Episode 10 – Budhisatwati: 1965
  • Episode 11 – Stanley Khu: Buddhism, Spiritualitas dan Aktivisme
  • Episode 16 – Lakoat Kujawas: Menghidupkan Kembali Adat di Tengah Arus Perubahan

Dari 10 episode podcast favorit yang aku dengerin di era pandemi itu, aku mendapatkan banyak insight tentang bagaimana seharusnya manusia, tentang bagaimana kondisi pendidikan di negeri ini, tentang bagaimana menyuarakan suara-suara kita, tentang bagaimana cara memandang hal-hal yang signifikan di hidup kita, dan tentang banyak hal yang tidak pernah terpikirkan sebelum-sebelumnya. Episode Mas Cholil (Efek Rumah Kaca) dan Mbak Irma contohnya, di episode ini aku benar-benar mendapatkan pengetahuan yang sangat menarik tentang bagaimana jika nanti aku berencana untuk memiliki anak, ternyata menghadirkan manusia ke dunia ini tidak semudah yang kita kira. Menghadirkan manusia di dunia ini bukan serta-merta nanti mereka kita “minta” untuk mengurus kita di masa tua, namun lebih dari itu, kita perlu benar-benar mendampinginya, memperkenalkan nilai-nilai kehidupan yang mungkin kita sendiri belum tentu memahaminya, ternyata memiliki anak adalah hal yang kompleks yang perlu direncanakan dan diupayakan dengan matang dan serius.

Kembali ke solo project Rara – hara. Rara dalam beberapa waktu mengirim email yang ia beri nama Jurnal Akar Wangi, semenjak ia mengumumkan ia akan mengirim cerita-cerita di setiap pemberhentiannya, aku langsung mendaftar sebagai subscribernya agar dapat menerima email yang berisi cerita-ceritanya yang sangat menarik itu. Beberapa contoh email yang dikirim oleh Rara Sekar ada pada foto diatas, Rara menghadirkan pengalaman menjadi seorang idola dan fans yang cukup menarik buatku, tidak hanya interaksi di social media, namun juga interaksi yang lebih intim melalui surat-suratnya. Suratnya berisi berbagai macam hal, dari pengalamannya di setiap perjalanan hingga hal-hal atau project baru yang akan ia lakukan.

Semenjak hara ada pada tahun 2020, musik-musiknya benar-benar menemaniku di masa-masa rentan akibat pandemi dan beberapa permasalahan-permasalahan lainnya. Aku tidak ingin berlebihan mengatakan musik hara menyembuhkan luka-lukaku, namun hara dan Rara Sekar benar-benar menjadi role model ku dalam melakukan banyak hal. Isi dari lagu-lagu hara sangat berkenaan dengan lingkungan, beberapa lagu yang ada di dalam EP: Kenduri diberi judul sangat alami, seperti: Akar Wangi, Kebun Terakhir, Arumdalu, dan Tembang Tandur. Selain itu ada juga lagu-lagu yang sangat personal (menurutku) seperti Seroja yang ia ciptakan karena kehilangan sosok Gunawan Maryanto dan Ati Bolong yang merupakan tembang ciptaan Ki Slamet Gundono yang dinyanyikan ulang oleh hara. Lagu-lagunya sangat ekologis friendly (gatau deh sebutan seharusnya apa wkwk) dan beberapa aktivitas kolektivisme yang ia lakukan seperti membentuk “Kebun Rukun” bersama suami dan teman-temannya itu, ternyata benar-benar menginspirasiku untuk bisa membangun kebun juga. Beberapa waktu lalu aku pun mencoba meneladani apa yang Rara lakukan, yakni membuat kebun. Belum optimal, tapi aku akan mencoba terus.

Hara juga sempat mengadakan konser tunggal yang sangat intimate beberapa waktu lalu, sayangnya aku tidak dapat menyaksikan konser yang diberi tajuk Layar Terkembang itu karena beberapa hal, untuk mengobati rasa sesal dan tetap memberikan support pada hara dalam bentuk nyata, akhirnya beberapa waktu lalu membeli merchandise hara yang berupa t-shirt, awalnya pengen sekalian beli buku atau set merchandisenya, namun karena keterbatasan biaya akhirnya t-shirtnya dulu aja wkwk.

T-shirt merchandise dari hara yang dapat dibeli melalui instagram skylarmade

Rara Sekar melalui hara telah menjadi inspirasi yang besar dalam hidupku, Rara Sekar dapat mengubah cara pandang melalui karya dan usahanya yang tidak pernah aku dapatkan saat mengidolakan orang lain. Rara memberikan pengalaman baru sebagai idola dan penggemar yang sangat intim dan menyenangkan, hangat meskipun saat tulisan ini dibuat, ia sedang berada di ujung dunia yang dingin (re: Selandia Baru). Ia selalu menginspirasiku untuk terus belajar dan bersekolah, menghadapi setiap kemungkinan-kemungkinan di tempat dan suasana baru. Ia, musiknya, dan pemikirannya ada di masa-masa rentanku, selama tiga tahun ini aku tumbuh bersama hara dan semoga sampai waktu yang panjang hara akan terus bisa memberikan inspirasi dan kebermanfaatan bagi banyak orang sepertiku. Akhir dari tulisan ini, aku ingin mengutip perkataan dari Seno Gumira Ajidarma yang ada di salah satu surel yang dikirim hara:

“Aku tidak ingin kaya. Aku hanya ingin hidup, aku ingin melihat banyak tempat… aku ingin menghirup seribu satu bau kehidupan” – Seno Gumira Ajidarma

Melalui penutup ini, aku akan selalu mendoakan segala kebaikan untuk Rara dan Ben dalam berbagai macam hal mereka sedang upayakan, sekaligus berterima kasih telah menjadi sosok idola yang sangat memberikan kontribusi dalam jalan pemikiranku. Aku ingin hidup seperti ini, hidup dengan banyak inspirasi dari orang-orang yang hebat yang kemudian membentukku menjadi seseorang yang bisa berpikir dengan bijak dan turut serta dalam memberikan perubahan bagi sekitar. Terima kasih Rara, terima kasih hara!

Salam hangat dari bagian dunia yang tropis ini🌤

--

--

Leli

Kamu bisa menemukanku dalam bentuk apapun; tidak terkecuali pada cerita buruk dan kurang revolusioner